KEBURUKAN MARAH (Bag ke 1)
(bukan tentang Marah yang baik).
AMARAH adalah NERAKA yang Tuhan Panjer di dunia.
Bertempat di Ruang Nafsu Su (buruk). bila Marah di luapkan ia berpotensi membakar & membumihanguskan dirinya, dan pada sejangkauannya sebagaimana api membakar kayu.
Marah bagian dari sifat ‘NERAKA’ yang tersimpan di ranah NAFSU. Gambaran Neraka itu adalah Api. PERSAMAAN Sifat MARAH & API itu Panas, sehingga dapat membakar, menghanguskan, merusak.
Seseorang yang tidak berupaya MEREDAKAN MARAHnya, layaknya seperti GUNUNG BERAPI yang Aktif untuk meletus-nyemburkan MAGMAnya hingga keluar dari tubuh si gunung menjadi Lava, ataupun Lahar.
Biasanya Magma menghancurkan bagian KEPALAnya (Puncak Gunung) terlebih dahulu hingga terlihat menjadi Kawah, sebagai simbol hilangnya isi kepala yang seharusnya berfungsi untuk berfikir panjang melihat dampak dari keburukan Potensi Marah. Begitulah gambaran MARAH, selain dapat membahayakan dirinya, mampu membahayakan orang lain juga.
Karena itu, selayaknya Monster Api ini hanya layak di belenggu di satu tempat yang di sekitarnya terdapat sungai-sungai air antisipasi, bukan di sekitar kayu-kayu, bahan bakar, kertas- kertas yang justeru dijadikan makanannya.
Nabi menyebutnya untuk orang yang bisa mengendalikan AMARAHnya dengan kata² WA LAKAL JANNAH, Maka bagi DIRIMU (hatimu) SURGA. Salah satu Surga dunia yang Allah berikan ke penghuni Jasad-jasad Basyariah.
Sifat Surga itu Adem, sejuk, selamat, begitulah orang yang Allah berikan kemampuan untuk mengendalikan Amarahnya. Di lain hal, pemahaman terbaliknya (Mafhum Mukhalafah-,nya) orang yang terbiasa bersahabat dengan AMARAHNYA, justeru ia tidak di golongankan kedalam ayat INNALLAHA MA’A SHOBIRIN. Bisa di cek dalam cerita sohih, bagaimana Sahabat sekelas Abubakar akhirnya terpancing, lalu mengekspresikan marahnya di kali yang ke tiga atas gangguan seseorang, Rasulullah pun beserta Malaikat langsung meninggalkan beliau tanpa sepatah kata pun, padalah dua kali yang pertama Sahabat Abubakar tidak terpancing marah dan Rasulullah beserta Malaikat masih membersamai beliau.
Sebagian orang menyatakan dengan yakinnya, “kalo kita sedang kesal luapin jangan di tahan, nanti malah jadi penyakit. Yang penting udah keluar, emosinya udah kebuang”. Masa sih?
Bukankah kata Nabi “Jika kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad). Lalu lebih baik mana mengikuti perkataan Nabi dengan pernyataan yang tak jelas muaranya.
Oleh karena itu JADIKAN MARAH itu musuh bersama dari semua ANGGOTA BADAN, karena Amarah berpotensi melibatkan seluruh anggota badan untuk bekerjasama dalam meluapkan keinginan² merusaknya, sehingga berpotensi KONFLIK antar INDIVIDU, antar ORGANISASI, bahkan antar NEGARA yang KORBANnya bisa jutaan
Alhamdulillah Alangkah beruntungnya seseorang yang memiliki sifat bawaan ademan, tidak mudah marah, dan alangkah JAUH LEBIH BERUNTUNGnya seorang yang terbilang TEMPERAMENT, tetapi mau menyiram Amarahnya dengan JIHAD “diam” walaupun sekedar terlihat dari air wajah, sebagaimana Nabi bila Marah maka wajah beliau memerah. Tentu Marah yang di benarkan.
Cat:
ini tentang marah satu orang terhadap satu orang lainnya. Lalu bagaimana marahnya seorang pemimpin kepada sebagian rakyatnya yang dapat menciptakan dampak kerusakan yang berskala besar, di banyak waktu, tempat, situasi dan kondisi.
Cat:
Ini Marah yang bertentangan dengan ATURAN.
Ini bukan tentang MARAH yang BAIK. bukan marah pendidik