DIABETES LAHIRIYYAH & DIABETES BATHINIYYAH (Part 1)


Belakangan dimedia-media sosial kita sering temui informasi mengenai dunia kesehatan. Betapa belakangan ini banyak penyakit penyakit yang seharusnya beresiko di alami orang-orang tua, tetapi mulai banyak di tanggung oleh anak anak dan remaja. Di antaranya adalah penyakit Diabetes.

Diabetes merupakan sebutan lain dari kencing manis yang umumnya kita kenal. Dan suatu istilah penyakit yang di sebabkan terlalu tingginya kadar gula dalam darah (glukosa darah tinggi).

Dengan relatif tinggi dan berlebihannya glukosa tersebut, Sehingga jobdesk si pankreas menjadi tidak mampu memproduksi insulin sesuai dengan kebutuhan tubuh itu sendiri. Padahal insulin menjadi wasilah bagi sel sel tubuh untuk menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.

Dan dari diabetes ini lah, banyak lahir penyakit penyakit lain, seperti susah sembuhnya luka dan biasanya terjadi di kaki, sehingga banyak kita dengar pasien diabetes mesti di amputasi kakinya, sampai bermasalahnya ginjal, jantung, dan belasan resiko berat lainnya. Sebagaimana yang penulis baca di berbagai keterangan.

Begitulah diabetes lahiriyyah, karena sebab menikmati konsumsi yang ‘manis-nikmat’ berlebihan, apalagi manis manis yang sifatnya sintetis, bukan murni alami, maka setiap orang sangat berpeluang untuk mengalaminya. Apalagi diabetes yang di alami terlebih dahulu oleh salah satu atau kedua orang tuanya, yang di istilahkan penyakit genetik, maka anak lebih beresiko tertular.

begitu juga diabetes bathiniyyah. Orang yang hati & fikirannya selalu duniawiyyah, berlebihan dalam menikmati hidangan-jamuan dunia, mencemaskan duniawi, maka fungsi hati dan fikirannya juga mengalami yang sama seperti si pankreas tadi, oleh karena itu ada keterangan di dalam hadits ‘Cinta Dunia merupakan Kepala dari aneka Kesalahan’.

Sebagaimana diabetes dalam pengertian penyakit dalam tubuh, begitulah kondisi seseorang yang berlebihan mengkonsumsi nikmat-nikmat duniawi, sehingga pankreas bathinnya tak mampu bekerja, karena berlebihannya kadar kenikmatan dunia.

Sama halnya bila diabetes bathiniyyahnya genetik, yang lebih beresiko tertular. Oleh karena itu benar apa kata para pendahulu dari kalangan orang orang soleh, “orang tua jangan sering-sering membicarakan ke duniaan di hadapan putera-puterinya”. Orang tua yang terlebih dahulu terkena diabetes bathiniyyah akan lebih mudah menularkan kebiasaan-kebiasaan, hasrat, sifat, karakter cinta dunia yang berlebihan yang boleh jadi di anggap menjadi suatu penyakit hubbuddunia.

Tulisan ini tentu banyak kekurangan kekurangan bila di kritisi, tetapi paling tidak pokok bahasannya dapat mudah di mengerti. Pada akhirnya penulis ingin mengingatkan untuk penulis sendiri, dan setiap pembaca untuk Hati-hati dalam mengkonsumsi manis-nikmatnya aneka hidangan duniawiyyah yang di wadahi obsesi, ambisi, dan cinta terhadap duniawiyyah. Boleh ambil dunia yang sementara, tetapi jangan lupa dengan bekal akherat yang kekal.

Duren Sawit, 17/ 18 Juni 2024.
(Lebaran Haji).


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *